Siapa "Meminum" BBM Subsidi Paling Banyak?
Pada triwulan II tahun ini, pemerintah berharap bisa menetapkan putusan pembatasan BBM.
2 Juni 2010
VIVAnews - Pemerintah berniat mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) menyusul lonjakan konsumsi sehingga melebihi kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2010.
Pemerintah setidaknya sudah mewacanakan untuk membatasi penggunaan bensin premium. "Kalau untuk solar masih belum ada rencana pembatasan, kami konsentrasi ke premium dulu," kata Dirjen Migas, Evita Legowo di Jakarta, 1 Juni 2010.
Dia mengingatkan seperti halnya bensin premium, ke depan pembatasan solar bersubsidi juga akan dilakukan untuk golongan tertentu. Sebab, pemerintah dibatasi pada kuota konsumsi yang disepakati bersama DPR.
Kuota konsumsi BBM bersubsidi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2010 ditetapkan sebesar 36,5 juta kiloliter (KL). Jika pemerintah tidak membatasi, konsumsi BBM bisa membengkak menjadi 40,5 juta KL sepanjang 2010 yang berakibat pada meningkatnya defisit APBN.
Karena itu, pada triwulan II tahun ini, pemerintah berharap bisa menetapkan putusan seperti apa pembatasan konsumsi yang akan diambil.
Menurut data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dua jenis BBM bersubsidi paling banyak digunakan adalah solar dan premium.
Untuk jenis premium, konsumsi tahun ini diperkirakan mencapai 21,3 juta kiloliter. Perinciannya, sektor transportasi meminum premium bersubsidi paling besar 20,6 juta kiloliter, non transportasi 500 ribu kiloliter, industri 45 ribu kiloliter, serta kebutuhan TNI dan Polri 110 ribu kiloliter.
Begitupun untuk konsumsi solar, yang jika tidak dibatasi tahun ini, diperkirakan bisa mencapai 29,7 juta kiloliter. Pemakai solar tertinggi juga sektor transportasi sebesar 12,5 juta kiloliter. Lalu diikuti industri 8,4 juta kiloliter, pembangkit listrik 7,9 juta kiloliter dan untuk TNI Polri 220 ribu kiloliter.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar