home

KONDISI JAKARTA. Sampai Lebaran Kuda, Tak Akan Disiplin


25 Juni 2010
JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Ulang Tahun Kota Jakarta memang telah berlalu. Namun, masukan dan kritikan masih terus dilayangkan. Momentum bertambahnya umur, diharapkan jadi kesempatan introspeksi dan melakukan perbaikan atas pembangunan yang terus berlangsung di Ibukota ini.

Pengamat Pembangunan, Laurel Heydir mengatakan, berbicara pembangunan Jakarta, tak hanya fisik tetapi juga non fisik. "Pertanyaannya, siapa yang bertanggungjawab terhadap kehidupan warga? Konstitusi mengatur, negara yang memelihara orang-orang telantar. Tetapi, Kehidupan orang telantar dirawat oleh warga sendiri," kata Laurel pada diskusi "Problematika Kota Jakarta", di Gedung DPD, Jakarta, Jumat (25/6/2010).

Menurutnya, yang berkuasa saat ini adalah para pemodal. "Mereka yang mengarahkan pembangunan di mana saja dan orang-orang kecil semakin tersingkir," ujarnya. Persoalan yang dihadapi Jakarta, lanjut Laurel, terkadang bukan persoalan alam, melainkan perbuatan manusia sendiri.

Wakil Gubernur Jakarta, Prijanto, yang juga hadir dalam diskusi tersebut menanggapi, berbagai persoalan yang muncul di Jakarta salah satunya karena ketidakdisiplinan para penghuninya.

"Selama kekeliruan yang terjadi dibela terus, sampai lebaran kuda, disiplin tidak akan terjadi di masyarat. Cari makan, ya cari makan jangan di perempatan. Dirikan rumah jangan di tanah orang. Selama masih ada yang membela tindakan seperti itu, susah," ujar Prijanto tentang berbagai kesemrawutan yang terjadi.

Ia mengharapkan, hak asasi manusia yang selalu didengungkan tak hanya berkaca pada diri sendiri. "Tapi lihat juga HAM orang lain," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar