JAKARTA, KOMPAS.com - Dana cadangan yang dapat digunakan untuk mendukung program tanggap darurat bencana alam pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB saat ini tinggal tersisa Rp 50 miliar. Anggaran ini dinilai tidak akan mencukupi untuk mendanai upaya tanggap darurat di beberapa wilayah yang dilanda bencana alam dalam dua hari terakhir ini.
"Saat ini, dana on call (setiap saat bisa dipakai dalam kondisi darurat) yang dipegang BNPB masih tersedia Rp 50 miliar," ungkap Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati di Jakarta, Rabu (27/10/2010).
Bencana alam yang menyebabkan jatuhnya banyak korban antara lain gempa bumi pada 7,2 skala richter tsunami yang diikuti tsunami di kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada Senin (25 Oktober 2010). Sementara ini, jumlah korbannya diperkirakan mencapai 113 orang tewas dan 500 lebih dinyatakan hilang.
Lalu pada Selasa (26 Oktober 2010) meletusnya Gunung Merapi. Sementara ini, sudah ada 28 korban tewas, termasuk penunggu gunung tersebut, Mbah Marijan.
"Dana penanggulangan bencana alam yang dialokasikan dalam APBN Perubahan 2010 ditetapkan Rp 3,9 triliun. Sebesar Rp 1,9 triliun diantaranya sedang menunggu persetujuan DPR untuk menanggulangi bencana sebelumnya. Dengan demikian, masih ada dana penanggulangan bencana alam sebesar Rp 1,2 triliun yang masih dapat dipakai," ungkap Anny.
Wakil Ketua Komisi XI DPR-RI Harry Azhar Aziz mengungkapkan, pemerintah harus segera menangani bencana tsunami Mentawai dan letusan gunung Merapi tersebut karena banyak masyarakat yang menantikan bantuan dari pemerintah. "Menkeu perlu cepat merespons dari sisi anggaran untuk bencana" ujarnya.
Dana tanggap darurat di dalam APBN sudah pernah digunakan sebelumnya saat Menteri Keuangan masih di jabat Sri Mulyani Indrawati. Dana tersebut digunakan antara lain untuk gempa Aceh yang dicairkan pada 2008 sebesar Rp 7 triliun, gempa Padang Rp 5,1 miliar pada 2009, dan gempa Yogyakarta pada 2006 sebesar Rp 1,075 triliun. Pada APBN 2011, dana tanggap darurat atau bencana telah disepakati dewan dan pemerintah mencapai Rp 4 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar