23 Juli 2010.
VIVAnews - Matahari terasa menyengat siang itu, keringat bercampur debu membasahi pakaian kusam para penambang liar, rambut hitam pun berubah warna terpapar coklat debu yang berhamparan di sekitar penambangan emas Skotong, Lombok Barat.
Aktivitas mereka tak pernah surut setiap harinya. Meski sudah dilarang, mereka kerap tak memperdulikannya. Bagi penambang liar, inilah ladang kehidupan mereka.
Lokasi penambangan tidak hanya ramai oleh para pria, sejumlah ibu-ibu dan anak-anak pun ikut mengais rezeki lewat hasil bumi itu.
Mereka ikut mengumpulkan hasil tambang, sambil memilah-milih batu yang mengandung emas. Batu-batu tersebut mereka kumpulkan untuk selanjutnya dikarungkan.
Salah seorang anak bernama Suryatun, 12 tahun mengaku senang dengan aktivitasnya itu. Sudah tiga bulan terakhir Suryatun ikut menambang dengan kakaknya. Dia mengaku mulai terbiasa dengan aktivitas yang dijalaninya.
Sekolah pun ditinggalkannya, demi membantu sang kakak menambang emas. Menurutnya pekerjaan penambang sangat menjanjikan. Bermodal Rp15 juta, keluarganya sudah mampu membeli delapan unit mesin gelondongan.
Keuntungannya pun tidak sedikit, satu bulan bisa mencapai tiga juta rupiah, bahkan hingga Rp 30 Juta dari hasil olahan batu yang diperolehnya dari lokasi tambang.
Suryatun merupakan contoh kecil dari pekerja anak di lokasi tambang Sekotong.
Kecamatan Sekotong berada disebelah Selatan Lombok Barat yang terdiri dari enam Desa dan 56 Dusun. Kawasan Sekotong dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah.
Bagaimana tidak, selain memiliki panorama alam yang cukup indah dengan dikelilingi sejumlah pulau (gili), di Sekotong juga terdapat bukit yang mengandung emas, perak dan tembaga. Tidak heran jika masyarakat Nusa Tenggara Barat bahkan dari luar provinsi beduyun-duyun mendatangi Kecamatan Sekotong.
Pertambangan tradisional pertama berada di Dusun Kayu Putih, Desa Pelangan. Selanjutnya aktivitas pertambangan tradisional menyebar ke beberapa wilayah seperti Dusu Lendak Bare, Dusun Mahoni, Pondok Ganjar, Bantu Montor.
Kini, area itu tidak hanya diramaikan penambang, btapi juga pedagang-pedagang dengan menggelar lapak-lapak di lokasi itu. Perekonomian pun kian menggeliat di wilayah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar