TDL Naik, PHK Makin Banyak
15 Juli 2010.
JAKARTA, KOMPAS.com — Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) tetap berharap pemerintah tidak menaikkan tarif dasar listrik (TDL). Sebab, jika hal ini dilakukan, industri mebel terancam bangkrut sehingga harus melakukan PHK karyawan.
Menurut Ketua Umum Asmindo Ambar Tjahjono, saat ini industri mebel mampu menyerap tenaga kerja langsung sekitar 3 juta orang dan tenaga kerja tidak langsung sebanyak 8 juta orang. Jika kenaikan TDL terjadi, Ambar mengatakan, pada tahap awal setidaknya akan ada PHK sekitar 400.000 karyawan.
Selain ancaman PHK, kenaikan TDL juga membuat target ekspor mebel tidak tercapai. Awalnya, Asmindo menargetkan pertumbuhan ekspor sebesar 20 persen pada tahun ini. Sepanjang tahun lalu, nilai ekspor mebel dan produk kerajinan Indonesia sebesar 2,254 miliar dollar AS. Nah, apabila TDL naik, pertumbuhan ekspor tahun ini bisa negatif. "Kalau TDL naik, pertumbuhan ekspor mebel bisa minus 20 persen," ujarnya.
Selama ini, pasar utama untuk ekspor mebel Indonesia adalah Amerika dan Eropa. Dari total ekspor Indonesia, Ambar mengatakan, sekitar 30 persennya diekspor ke pasar Amerika dan sekitar 25 persennya ke Eropa.
Asmindo sedang berupaya melakukan diversifikasi pasar ekspor ke Rusia, China, dan Karibia. "Rusia itu ekonominya masih cukup bagus dan stabil, dan di sana banyak orang kaya," kata Ambar.
Di pasar China, Asmindo sudah menggelindingkan produk-produk Indonesia. "Targetnya kita bisa memperbesar nilai ekspor ke China sekitar 60 persen dari yang sekarang," ujarnya. Saat ini, nilai ekspor mebel Indonesia ke China hanya sekitar 15 juta dollar AS. Namun, Ambar mengatakan, untuk bisa menggarap pasar China setidaknya dibutuhkan waktu sekitar enam bulan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar