30 November 2010.
VIVAnews - Niat pemerintah mewujudkan jembatan terpanjang di dunia semakin serius. Bahkan, perencanaan pembangunan Jembatan Selat Sunda sudah memasuki tahap akhir.
Keseriusan pemerintah terlihat dari rapat gabungan Kementerian dan Lembaga terkait bersama Gubernur Banten di Jakarta, Senin sore, 29 November 2010. Rapat gabungan tersebut sudah menyepakati rencana dan perangkat pembangunan Jembatan Selat Sunda sesuai dengan Keputusan Presiden nomor 36 tahun 2009 tentang Tim Nasional Pembangunan Jembatan Selat Sunda.
"Sekarang, tinggal menunggu Keputusan Presiden (Keppres) untuk pelaksanaannya," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa. "Kita sudah berada di ujung pembangunan."
Menurut Hatta, saat ini semua perangkat yang dibutuhkan untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda sudah selesai. Itu mencakup organisasi, personalia, keterpaduan pekerjaan dan pembentukan tiga kelompok kerja yang membidangi teknis dan lingkungan, pengembangan wilayah ekonomi, serta keamanan dan pendanaan.
Selanjutnya, pemerintah akan membentuk badan pengembangan kawasan Selat Sunda yang terdiri atas Dewan Pengarah dan Badan Pelaksana. Badan pelaksana ini kemudian menunjuk sebuah Badan Usaha yang nantinya merealisasikan pembangunan jembatan yang akan menelan dana investasi hingga Rp140 triliun.
"Anggaran itu termasuk untuk jalur kereta api," kata Menko. Karena besarnya dana yang dibutuhkan, pemerintah berharap anggaran tersebut bisa didanai oleh kalangan swasta. Sedangkan, pemerintah Propinsi Banten dan Lampung akan menjadi mitra swasta.
Hatta berharap pondasi jembatan yang akan menghubungkan pulau Jawa dan Sumatra tersebut bisa mulai dibangun pada 2013 atau 2014 oleh para teknisi Indonesia dan selesai dibangun pada 2020.
"Ini diharapkan putra otak (insinyur) Indonesia, tenaganya Indonesia, karena ini ikon kebangkitan kita yang juga mampu membangun jembatan terpanjang di dunia," kata Hatta. Harapannya jembatan ini jadi ikon layaknya Golden Gate Bridge di San Francisco dan Sydney Harbour Bridge di Australia.
Adopsi Teknologi Italia
Selain menggunakan teknisi Indonesia, menurut Hatta, jembatan ini akan menggunakan teknologi terbaru, serta dipastikan dirancang dengan kekuatan bangunan bisa tahan gempa sampai 9 Skala Richter. "Detail teknologi bagaimana itu terlalu teknis, sekarang kita menuju akhir rencana pembangunan ini," ujar Hatta.
Namun, Direktur PT Bangungraha Sejahtera Mulia, Agung R Prabowo, sebelumnya mengungkapkan teknologi pembangunan jembatan ini akan mengadopsi Jembatan Selat Messina di Italia. "Teknologi ini pun sudah diterapkan di China," kata Agung.
Bangungraha Sejahtera Mulia merupakan salah satu perusahaan di bawah naungan Artha Graha Network (AG Network) yang terlibat dalam konsorsium pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Menurut Agung, untuk mendanai pembangunan tersebut, sejumlah investor menyatakan minatnya, khususnya dari China. "Yang sangat serius ada 4-5 perusahaan," kata dia. Namun, Agung belum dapat menyebutkan nama perusahaannya.
Sedangkan dari dalam negeri, sejumlah perusahaan juga tertarik seperti PT Jasa Marga Tbk dan PLN. Jasa Marga akan menangani jalan tol, sedangkan PLN membangun jaringan kabel. "Mereka (PLN) punya rencana membangun jaringan kabel di bawah laut. Tapi mereka ingin ikut dengan kami melalui proyek jembatan tersebut," kata dia.