11 November 2010.
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian BUMN menargetkan pada 2011 tidak ada lagi perusahaan milik negara yang menderita rugi, sejalan dengan perbaikan performa keuangan perseroan.
"Pada 2009, BUMN yang membukukan rugi usaha sebanyak 22 perusahaan. Tahun ini (2010) kita upayakan hanya 8-10 perusahaan rugi," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, usai menjadi pembicara pada Investor Summit 2010, di Jakarta, Kamis (11/11/2010).
Menurut Mustafa, berbagai upaya akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja keuangan agar menjadi positif. "Restrukturisasi, sinergi usaha sesama BUMN, efisiensi usaha hingga melakukan berbagai kebijakan yang mendorong tumbuhnya daya saing akan dilakukan," tegasnya.
Ia menjelaskan, potensi seluruh BUMN untuk mengembangkan usaha perseroan sangat mendukung. BUMN memiliki aset yang luar biasa besar jumlahnya, mencapai sekitar Rp 2.100 triliun atau setara 40 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). "Tentu ruang untuk mensinergikan seluruh BUMN yang terdiri atas 17 sektor itu masih sangat besar," tegas Mustafa.
Ditambahkannya, upaya penyehatan kinerja BUMN sejalan dengan cetak biru Kementerian BUMN, yaitu rightsizing (penyesuaian jumlah) BUMN, yang diikuti restrukturisasi, sehingga tercipta profitisasi.
Pada kesempatan itu, Mustafa menuturkan, pembentukan holding (perusahaan induk), pengelompokan perusahaan pada jenis usaha yang sama akan memberikan peluang perusahaan untuk meningkatkan skala usaha yang lebih besar. "Dibentuk holding, ataupun pengelompokan agar tidak saling bersaing, tetapi bisa lebih handal," katanya.
Kementerian BUMN menargetkan laba bersih 2010 sebesar Rp 92,7 triliun, naik dari realisasi laba 2009 Rp 74 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar